Pages - Menu

Jumat, 05 Oktober 2012

Gadis tarakan Depresi Karena Foto Syurnya Menyebar

Tarakan pada awal Oktober ini dibikin heboh dengan menyebarnya foto syur seorang warganya. Perempuan berinisial SW tersebut mengakui jika itu memang foto dirinya, namun disebar melalui akun Facebook miliknya yang kata sandinya telah dibobol.
Mengetahui foto-foto tidak senonohnya beredar luas, pada Selasa (2/10) lalu SW (23) telah melapor ke Polres Tarakan. “Ada perempuan berinisial SW, warga Jalan Aki Balak, Tarakan Barat. Dia melaporkan karena foto-foto bugil pribadinya telah disebar melalui Facebook oleh seseorang. Namun sementara kasus ini masih dalam lidik,” ungkap Plt Kasubag Humas Polres Tarakan Ipda Sumarna.
Kepada polisi, SW mengaku dirinya baru mengetahui foto-foto pribadinya diunggah di media sosial, ketika bertamu ke rumah keluarganya di Jalan Rawasari Indah. Saat itu, dia ditelepon temannya. Foto-foto tersebut diunggah seseorang yang identitasnya masih dikejar polisi.
Di laman akun Facebook-nya, SW menulis diri sebagai alumni salah satu SMA negeri di Tarakan. Terdapat sekitar 60 foto dalam pose menantang di dalam sebuah album tak bernama. Sebagian dalam keadaan telanjang bulat, sebagian lagi semibugil. Beberapa foto diketahui diunggah pada tanggal 1 Oktober 2012, sekitar pukul 22.00 Wita.
Akun SW juga tampaknya juga masih baru. Sebab, tercatat bergabung di Facebook pada 29 September 2012. Hingga malam tadi, jumlah teman akun ini berjumlah 185 orang, bertambah dari sebelumnya yang hanya sekitar 150. Status terakhir yang dituliskan pelaku adalah “aku sangat bahagia”, di-update pada 3 Oktober pukul 23.23 Wita.
Kepada KPNN, korban SW sendiri mengaku foto-foto vulgar tersebut memang merupakan dokumen pribadinya yang diunggah seseorang yang tak dia kenali.
“Itu memang foto dan akun Facebook  saya. Tapi, saya sekarang tidak bisa buka Facebook itu. Soalnya, kata sandinya telah diubah,” kata korban, yang kesehariannya mengenakan jilbab ini, kemarin (5/10) siang.
Kakak korban yang namanya enggan disebutkan juga membenarkan jika foto yang terpampang di Facebook itu adalah adiknya. “Tapi bukan dia (SW) yang unggah foto-foto itu,” kata kakak korban yang mengatakan menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus ke polisi.
“Sebenarnya begini, Mas, agar tidak malu dilihat orang terus, kami laporkan ke polisi agar jangan sampai foto-foto itu tersebar. Tapi, tidak tahunya telah masuk koran,” ungkap sang kakak lagi.
Siapa yang kira-kira menyebarkan? Baik korban maupun kakaknya enggan menyebutkan, bahkan terkesan menyembunyikan. Hanya, menurut kakak korban, kondisi SW setelah tersebarnya foto syur itu masih terlihat depresi.
“Aduh, saya tidak tahu, Mas. Kami melapor itu untuk meminta perlindungan dan agar pelakunya bisa ditangkap. Ke kantor polisi saja, Mas, pasalnya sudah kami serahkan semuanya ke pihak kepolisian,” katanya lagi.
Mengunggah atau tidak, kasus SW di Tarakan merupakan pelajaran kesekian kalinya bagi siapapun agar tak perlu mengabadikan pose seronok, apalagi sampai bugil --meski hanya bermotifkan dokumentasi pribadi. Sebab, jika sampai jatuh ke tangan orang iseng, perkembangan teknologi sungguh kejam karena memungkinkan foto itu menyebar luas. (rik/kpnn/zal)




sumber