Pages - Menu

Selasa, 02 Oktober 2012

Bernadette Soubirous, Jenazah yang Awet Selama 129 tahun

Pada tahun 1909, sehubungan dengan diajukannya permohonan beatifikasi Bernadette Soubirous, maka perlulah dilakukan identifikasi terhadap jenazah calon beata yang meninggal pada tahun 1879 itu. Maka, pada tanggal 22 September 1909, Uskup Gauthey dari Nevers, bersama dengan para wakil dan pejabat Gereja lainnya, masuk ke dalam kapel biara di mana jenazah Bernadette disemayamkan. Makam kemudian digali dan jenazah diangkat dari dalam tanah.



Semua yang hadir merasa takjub melihat jenazah Bernadette yang tampak persis sama seperti pada hari ia meninggal. Tubuhnya utuh sempurna, tak tercium bau busuk, pun tak didapati tanda-tanda kerusakan pada tubuh mungil yang terbaring dalam peti jenazah. Dokter Jourdan, dokter ahli bedah yang ikut serta dalam penggalian kembali makam, meninggalkan suatu catatan dalam arsip komunitas, menggambarkan apa yang terjadi pada waktu itu:http://otakberita.blogspot.com

“Peti jenazah dibuka di hadapan Uskup Nevers, walikota, beberapa imam dan kami sendiri. Kami tak mencium adanya bau busuk. Jenazah terbalut rapat dalam jubah ordo biarawati di mana Bernadette tinggal. Jubah itu lembab. Hanya wajah, kedua tangan dan lengan bawahnya saja yang kelihatan. Kepalanya agak sedikit miring ke kiri. Rona wajahnya putih pucat. Mulutnya sedikit terbuka dan dari situ tampak bahwa giginya masih utuh. Kedua tangan, yang disilangkan di dada, utuh sempurna, juga kuku-kuku jemarinya. Kedua tangannya masih menggenggam seuntai rosario yang telah berkarat. Galur-galur urat darah halus di lengan bagian bawah tampak jelas.”





Setelah identifikasi jenazah, para biarawati membasuh tubuh Bernadette dan mengenakan jubah baru padanya. Jenazah lalu ditempatkan dalam suatu peti jenazah yang baru berlapis kain sutera putih, dan dikuburkan kembali.

Pada bulan Agustus 1913, Paus Pius X memaklumkan dimulainya penyelidikan untuk kanonisasi dan Bernadette Soubirous sekarang diberi gelar `venerabilis'. Itu berarti bahwa jenazahnya harus diangkat kembali dari kubur. Tetapi, proses ini tertunda akibat Perang Dunia Pertama dan makamnya tidak digali kembali hingga April 1919. Identifikasi jenazah kemudian dilangsungkan sama seperti sebelumnya - dengan hasil yang sama pula. Jenazah tetap utuh.


Pada bulan November 1923, Paus memaklumkan keotentikan keutamaan-keutamaan Bernadette Soubirous, dengan demikian, akhirnya proses beatifikasi dapat dimulai. Sebagai konsekwensi, makam harus digali kembali untuk ketiga kalinya. Kali ini, dari jenazah akan diambil relikwi untuk dikirim ke Roma, Lourdes dan Rumah Suster-suster Nevers di seluruh penjuru dunia.

Pada tanggal 18 April 1925, dilaksanakan penggalian makam untuk yang ketiga kalinya. Bernadette telah wafat lebih dari empatpuluh enam tahun. Namun demikian, tubuhnya tetap sepenuhnya utuh. Dr Talon, ahli bedah yang dipercaya untuk mengambil relikwi-relikwi dari jenazah Bernadette, kemudian menulis suatu laporan mengenai pengangkatan jenazah ini untuk suatu jurnal kedokteran, di mana ia melukiskan rasa takjubnya atas keutuhan sempurna kerangka dan khususnya otot-otot tubuh, juga hati yang - menurutnya - seharusnya rusak seluruhnya segera sesudah kematian. Dr Talon menyimpulkan bahwa “tampaknya hal ini bukan suatu fenomena biasa.”

Pada saat identifikasi jenazah, dicermati bahwa sebagian kecil kulit wajah sedikit pudar warnanya, kemungkinan akibat pembasuhan jenazah dan kontaminasi oleh organisme udara. Karenanya, diputuskan untuk melapisi wajah dan kedua tangan dengan lapisan lilin yang tipis. Perusahaan Pierre Imans di Paris dihubungi, dan mereka setuju untuk melakukan apa yang perlu.

Pada tanggal 14 Juni 1925, Paus Pius XI memaklumkan Bernadette Soubirous sebagai `Beata'. Itu berarti, jenazahnya sekarang dapat dipertontonkan untuk dihormati umat beriman. Suatu workshop di Lyons diserahi tugas membuat sebuah wadah relikwi yang indah, terbuat dari perak yang berkilau, dan juga kristal, tempat jenazah akan dibaringkan.

Pada bulan Juli 1925, suatu tempat ziarah selesai dipersiapkan. Sekali lagi jubah baru dikenakan pada jenazah yang kemudian dipindahkan ke sana. Pada wadah relikwi tampak gambar-gambar Penampakan di Lourdes, dan gambar bunga-bunga lili - simbol kemurnian Bernadette. Di atas wadah relikwi terdapat inisial `N.D. de L.' (Notre Dame de Lourdes), dengan seuntai rosario dililitkan sekelilingnya.

Pada bulan Agustus 1925, tempat ziarah dipindahkan ke kapel utama biara, di mana jenazah dapat dilihat hingga kini.