Bagian akhir kalender suku Maya yang sering diidentikan dengan ramalan kiamat telah ditemukan dan ternyata malah membicarakan sejarah politik kuno. Hal ini justru semakin memperjelas kalender tersebut ternyata tidak meramalkan kiamat.
"Teks ini berbicara mengenai sejarah politik kuno, bukan ramalan," ujar Director of Tulane University Middle America Research Institute, Marcello Canuto.
"Bukti terbaru ini menunjukkan bahwa tanggal 13 bak'tun adalah kalender penanda peristiwa penting yang dirayakan suku Maya kuno. Walau bagaimanapun, mereka tidak membuat sebuah ramalan kiamat dalam tanggal tersebut," imbuhnya.
Diwartakan Live Science, Sabtu (30/6/2012), kalender suku Maya tersebut dibagi ke dalam bak'tun atau siklus selama 144 ribu hari yang dimulai sejak tanggal penciptaan suku Maya. 21 Desember 2012 merupakan hari terakhir bak'un ke-13 dan menandai sesuatu yang mereka sebut siklus penciptaan.
Sebelumnya banyak yang percaya bahwa 21 Desember 2012 berkaitan dengan prediksi kiamat atau sebagai penanda terjadinya peristiwa spiritual besar. Tapi hanya ada satu referensi arkeologis mengenai tanggal ini yang ditemukan.
Kini, para peneliti menjelajah reruntuhan Maya La Corona di Guatemala. Mereka menemukan sebuah monumen yang menjadi referensi kedua mengenai 21 Desember 2012. Pada tangga batu yang berisi pahatan hieroglyphs, mereka menemukan memoar kunjungan pemimpin terkuat Maya, Yuknnoom Yich'aak K'ahk dari Calakmul.
Sebagai bagian dari kunjungannya, raja menyebut dirinya sebagai "tuan 13 k'atun." K'atuns adalah unit hitungan lain dalam kalender Maya yang berisi sekira 7.200 hari atau hampir 20 tahun. Jaguar Paw telah memimpin suku Maya sampai berakhirnya 13 k'atuns ini di 692 Masehi.
Dari sini dimulailah akhir kalender 2012. Raja menghubungkan pemerintahannya dengan siklus ke-13 atau 13 bak'tun sebagai upaya mengikat dirinya dan pemerintahannya ke masa depan.