Pages - Menu

Senin, 03 September 2012

Misteri Tergelap Suku Maya



Sebuah kota besar dari peradaban Maya kuno hampir satu abad lalu ditemukan di Guatemala. Kota ini mulai mengungkap rahasianya, termasuk petunjuk ramalan ‘kiamat’ Suku Maya yang mungkin salah.
Di penggalian pertama para arkeolog di kompleks Xultzn di wilayah Peten Guatemala, ditemukan struktur berisi ruang kerja juru tulis kota. Di dinding terdapat lukisan unik dan banyak perhitungan terkait kalender Suku Maya yang berlaku hingga 7.000 tahun ke depan.
Penggalian yang didanai National Geographic ini mengungkapkan rincian kalender Maya dan kehidupan penduduk yang sebelumnya tak diketahui. Di beberapa dinding, terdapat lukisan mewakili bermacam siklus kalender Suku Maya, yakni kalender seremonial 260 hari, kalender matahari 365 hari, siklus 584 hari planet Venus dan siklus 780 hari Mars.
“Mengapa mereka menulis angka-angka itu jika dunia akan kiamat tahun ini?,” kata ahli astronomi Maya Anthony Aveni dari Colgate University di Hamilton, Amerika Serikat (AS). Ini merupakan perhitungan pertama yang ditemukan arkeolog Maya yang tampak mentabulasi semua siklus.
Meski semuanya melibatkan kelipatan umum kunci kalender dan siklus astronomi, makna tepat dari rentang waktu ini tak diketahui. Arkeolog William Saturno dari Boston University mengatakan, “Untuk pertama kalinya, kami bisa melihat catatan sebenarnya yang disimpan juru tulis yang memiliki tugas menjadi penjaga catatan resmi”.
Para ilmuwan mengatakan, meski kepercayaan populer menyatakan kiamat terjadi pada 2012, tak ada tanda kalender Maya akan berakhir pada 2012, ini hanya satu siklus dari kalender itu. “Ini seperti odometer mobil di mana kalender Maya bergerak dari 120 ribu menjadi 130 ribu. Di mana artinya, kalender Maya akan dimulai kembali,” katanya.
Lukisan-lukisan di dinding yang ditemukan para ahli ini mengungkap tabel astronomi tertua yang diketahui dari Maya. Para ilmuwan mengaku, catatan astronomi ini merupakan kunci kalender Maya yang menjadi perhatian karena peringatan kiamat pada Desember ini.


sumber