Pages - Menu

Minggu, 02 September 2012

Aneh!! Bila Sedih, Wanita Ini Memakan Batu

Kebanyakan wanita akan mencari cokelat saat merasa sedih atau stres. Tapi wanita ini malah mencari batu dan memakannya untuk mengusir perasaan negatif yang dirasakannya.


Teresa Widener (45 tahun) yang berasal dari Bedford, Virginia, menderita penyakit Pica. Ibu dua anak ini mengonsumsi 1,3 kg batu setiap minggu atau lebih dari 1.360 kg selama hidupnya.

Jika ia sedang merasa sedih atau tengah melewati hari yang buruk, maka ia akan mengambil segenggam kerikil dan batu-batu yang telah ia simpan di lemari es khusus.

"Selama 20 tahun terakhir, saya makan rata-rata 1,3 kg batu tiap minggu. Ini berfluktuasi tergantung perasaanku. Jika saya merasa down, saya akan makan lebih banyak karena itu dapat membuat saya nyaman. Saya merasa lebih baik jika ada batu di rumah," ujar Teresa Widener, seperti dilansir

Tidak sembarang batu dapat dimakan Teresa. Ia biasanya memilih batu yang lebih lembut dan lebih rapuh, yang ia dapatkan saat sedang berjalan-jalan.

Untuk menikmatinya, Teresa mengunyah batu dengan menggunakan gigi pada sisi kiri mulutnya.

"Gigi di sisi itu telah tumbuh lebih kuat karena saya sudah mengunyah batu dengan gigi-gigi itu selama bertahun-tahun," lanjutnya.


Meski merasa nyaman ketika memakan batu, tapi seorang pria baru dalam hidup Teresa telah membantunya meninggalkan kebiasaan aneh tersebut. Sejak menikah dengan Jim Widener Agustus lalu, Teresa mengklaim kebiasaannya makan batu semakin berkurang.

Tentu saja Jim sangat terkejut ketika mengetahui kebiasaan makan batu yang dialami Teresa. Tapi rasa cinta membuatnya memutuskan untuk membantu Teresa agar bisa lepas dari kebiasaan tersebut.

Kebiasaan aneh yang dimiliki Teresa disebabkan karena kondisi medis Pica, yang membuat penderitanya terobsesi makan benda-benda aneh yang seharusnya tidak menjadi bahan makanan.

Pica bisa terjadi pada anak-anak, ibu hamil dan orang dewasa. Penderita Pica biasanya mengonsumsi makanan yang tidak masuk akal. Penyebabnya hingga kini masih belum diketahui dengan jelas. Tapi beberapa peneliti menduga kurangnya zat besi dan anemia memicu pola makan tersebut.

Penggunaan obat-obatan hanya diperlukan jika penderita Pica sudah mengalami gangguan atau penyakit mental. Yang terpenting dalam mengobati penderita Pica adalah terapi perawatan medis dan psikologis.