Pages - Menu

Rabu, 01 Agustus 2012

Misteri Sumur bandung

Nama kota Bandung ternyata diambil dari sebuah sumur yang dikeramatkan orang. Sumur itu bernama Sumur Bandung. Ia adalah sumur purba yang terbentuk karena suatu keajaiban. Sumur ini sebenarnya ada dua. Lokasi keduanya berada tepat di pusat kota. Persisnya di tepi sungai Cikapundung yang membelah kota Bandung.
 
Kedua sungai ini jaraknya berdekatan. Hanya dipisah jalan protokol Asia Afrika. Uniknya, meski di atas Sumur Bandung yang satu, telah berdiri bangunan kokoh. Meski begitu, keberadaan Sumur Bandung dibiarkan tetap utuh. Bahkan diberi penutup berhiaskan mirip mahkota. Sehingga ada kesan bila sumur ini dihormati dan dijaga kelestariannya.
 
Lokasi sumur yang satu ini terletak di lantai dasar Gedung PLN Distribusi Jawa Barat. Keberadaannya sangat terawat. Bahkan airnya sering diambil oleh para pejabat PLN dan masyarakat umum untuk dibawa pulang. Menurut kabar, air itu sangat mujarab untuk mengobati berbagai penyakit. Uniknya lagi, aula gedung PLN ini pun diberi nama Bale Sumur Bandung. Pemberian nama aula itu pun mengandung cerita mistik yang menarik untuk disimak. Menurut Kusnadi (52), Kuncen Sumur Bandung di gedung PLN, nama aula tersebut merupakan pemberian penghuni gaib sumur purba itu.
 
Sehari sebelum aula itu diresmikan, dewi penghuni sumur memberi isyarat. Semula, kata Kusnadi, aula itu sudah dipersiapkan bernama Graha Sumur Bandung. Namun tiba-tiba Kusnadi dan Heri, kuncen Sumur Bandung, mendapat bisikan gaib dari dewi penghuni sumur itu. Akhirnya melalui sebuah komunikasi gaib, penghuni gaib sumur itu meminta nama Graha Sumur Bandung diubah menjadi Bale Sumur Bandung. “Pesan gaib itu lalu kami sampaikan kepada pimpinan. Dan ternyata pimpinan menyetujui perubahan nama itu,” tutur Kusnadi.
 
Sumur Bandung yang satunya lagi, terletak di bawah gedung Miramar. Gedung ini lokasinya di seberang gedung PLN atau berjarak sekitar 20 meter. Bangunan bekas pertokoan lima lantai ini kini telah diratakan dengan tanah. Kabarnya, areal bekas gedung Miramar ini akan dibangun sebuah pusat perbelanjaan modern.
 
Dulu Pemkot Bandung pernah menyerahkan pengelolaannya kepada pihak swasta untuk dikelola menjadi komplek pertokoan modern. Sebab dilihat dari segi bisnis, lokasi gedung Miramar sangat strategis. Namun, rencana itu tertunda hingga kini. Bahkan setelah berkali-kali ditenderkan, tetap tak ada investor yang mau membuka usaha di situ. Apa sebab ? Ada keyakinan, gagalnya mengubah gedung Miramar menjadi pertokoan modern, karena adanya sumur Bandung yang dihuni kekuatan dari dimensi gaib.
 
Dewi Kentringmanik
Soal nama Sumur Bandung memang sudah mendarah daging di kalangan masyarakat Bandung. Beberapa nama tempat dan jalan di kota Bandung, ada yang diberinama Sumur Bandung. Konon, keberadaan sumur ini sangat erat kaitannya dengan keberadaan seorang dewi yang cantik jelita. Seorang bekas sipir penjara Banceuy dahulu sebelum dipindah ke LP Sukamiskin Bandung, kepada Kuncen Bandung, Ir Haryoto Kunto (almarhum), pernah bercerita soal Sumur Bandung. Katanya, Sumur Bandung adalah singgasananya penguasa gaib kota Bandung. Orang yang suka mengembara ke alam gaib ini lantas menyebut bahwa penghuni sumur itu adalah seorang putri bernama Kentringmanik.
 
Kentringmanik adalah seorang dewi yang cantik rupawan. Di singgasananya itu, ia tinggal bersama saudara pengiringnya, yakni Eyang Dipayasa. Oleh seorang penulis asal Belanda, WH Hoogland, dewi Kentringmanik disebut pula sebagai Bron Goding, atau dewi penguasa mata air sungai Citarum. Dalam Wawacan Guru Gantangan, disebut pula adanya seorang tokoh Kentringmanik Mayang Sunda.
 
Dia adalah salah seorang permaisuri Prabu Siliwangi yang punya putra bernama Guru Gantangan. Sanghyang Guru Gantangan yang Brahmana Lelana ini adalah putra Prabu Banjarsari dari istrinya yang ke-74, yakni Ken Buniwangi. Cuma, yang jadi pertanyaan adalah, apakah Kentringmanik Mayang Sunda ini pula yang menghuni Sumur Bandung.
 
Penguasa Alam Gaib
Sebagian warga Bandung memang ada yang meyakini bila alam gaib kota Bandung dikuasai dewi Kentringmanik ini. Hal ini berdasarkan fakta-fakta, ketika kondisi politik tanah air sedang bergejolak dan dimana-mana terjadi kerusuhan, Bandung sebagai salah satu dari lima kota terbesar di tanah air, nyaris tak pernah terjadi kerusuhan. Konon hal itu karena alam Bandung dihuni oleh penguasa gaib yang menjaga ketenteraman warganya.
 
Menurut almahum Haryoto Kunto dalam buku Semerbak Bandung, sebelum kota Bandung berubah rupa seperti saat ini, dahulu ditemukan banyak kuburan. “Orang Bandung tempo dulu, mengubur anggota keluarganya yangmeninggal di halaman rumah,” tuturnya dalam buku itu. Penduduk Bandung baheula, katanya, sangat meyakini falsafah kuburan sebagai tempat yang tenang dan damai.
 
Tidak heran bila setiap halaman rumah selalu ada kuburannya. Kondisi itu bertahan hingga tahun 1906, ketika kemudian pemerintah Belanda mengeluarkan larangan mengubur mayat di halaman rumah. Jadi sebenarnya, di tengah hiruk pikuk Bandung, di bawahnya merupakan kuburan-kuburan penduduk Bandung tempo dulu. Selain karena keberadaan dewi Kentringmanik, keadaan itu pula yang menyebabkan Bandung terasa sejuk dan adem ayem.