Pages - Menu

Rabu, 15 Agustus 2012

Etnis Rohingya Ditindas Sejak Myanmar Merdeka

Etnis Rohingya Ditindas Sejak Myanmar Merdeka
Tentara Myanmar menghukum masyarakat etnis muslim Rohingya yang berusaha mengungsi. (Foto: theunjustmedia.com)

Pembantaian terhadap etnis Muslim Rohingya di Myanmar (Burma) , bukan kali ini saja terjadi. Sejak kemerdekaan negara Myanmar pada tahun 1948, Rohingya terus menerus menjadi  etnis yang tertindas dan tidak diakui sebagai bagian dari 137 etnis yang diakui di Myanmar.

Sebagaimana disampaikan oleh Pusat Informasi dan Advokasi Rohingya-Arakan (PIARA) yang dikelola oleh Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (Paham) Indonesia dalam keterangan tertulis kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Rabu, 25/7), Rohingya merupakan etnis minoritas muslim yang mendiami Provinsi Arakan di sisi sebelah barat laut Myanmar berbatasan dengan Bangladesh, yang saat ini dikenal dengan provinsi Rakhine atau Rakhaing.

Itu sebabnya Rohingya dikenal juga sebagai Muslim Arakan yang populasinya berjumlah lebih kurang 1.000.000 jiwa dan ratusan ribu lainnya hidup dalam pengungsian di berbagai negara, seperti Bangladesh, Jazirah Arab, Malaysia, Thailand, Indonesia dan Australia.

PIARA Paham Indonesia mencatat bahwa etnis Rohingya selama beberapa dekade ini, terutama sejak tahun 1940-an kerap mengalami penindasan, pembunuhan, penyiksaan, perkosaan, pemiskinan, maupun diskriminasi baik oleh negara, pemerintah, maupun dari sesama  penduduk yang berbeda etnis dan agama dengan mereka. Etnis Rohingya banyak yang tidak diakui kewarganegaraan Myanmar-nya. Juga, mereka tidak mendapatkan hak-hak selayak nya warga negara.

Kini, ribuan warga Rohingya lari dari rumahnya, sementara tempat tinggal mereka dibakar. Tidak sedikit di antara mereka tewas dibantai. Sementara itu, dunia mengutuk Presiden Myanmar Thein Sein yang mengatakan bahwa solusi untuk menyelamatkan warga Muslim Rohingya adalah mendirikan kamp pengungsian atau deportasi. Dalam catatan Badan Pengungsi PBB (UNHCR), warga Rohingya dikategorikan menjadi etnis minoritas yang paling tertindas di dunia ini. (ysa)


sumber