Pages - Menu

Rabu, 15 Agustus 2012

6 Bos Mafia Dunia yang Bertekuk Lutut Pada Penegak Hukum

Sepandai-pandainya tupai melompat, ada suatu ketika akan jatuh juga. Demikian pula bos-bos kelompok mafia, walau memiliki pengawal dan pasukan tempur, juga harta yang melimpah, toh mereka akhirnya tertangkap juga.

Mulai dari Al Capone, Escobar, hingga John Gotti, pihak berwajib membekuk mereka. Ada juga yang disergap dan tewas ditempat, dan ada pula yang insaf dan kembali ke 'jalan yang benar'. Menangkap para bos mafia ini pun tidak mudah. Petugas berwenang mesti melakukan penyamaran bertahun-tahun.

Peralatan yang canggih untuk penyadapan dan pengintaian juga mesti lengkap. Dan salah satu yang penting, para petugas itu mesti kebal suap. Bukan apa-apa, para bos mafia itu siap mengguyurkan jutaan dollar untuk menyuap mereka.

Berikut catatan detikcom dari berbagai sumber terkait bos-bos mafia yang bertekuk lutut di tangan penegak hukum:

1. Al Capone



Alphonse Gabriel Capone atau Al Capone atau scarface merupakan legenda di dunia mafia. Namun kejayaan Capone berakhir di tangan penegak hukum antikorupsi bernama Eliot Ness. Sepak terjang big bos mafia itu berakhir di tangan Ness.

Kisah Ness membekuk Capone pun sempat difilmkan Holywood. Pertarungan antara dunia hitam dan penegak hukum bersih itu melegenda. Bayangkan, Capone sebelum dibekuk sempat melakukan percobaan penyuapan hingga melakukan teror pembunuhan pada orang dekat Ness.

Dengan kerja keras Ness, Capone akhirnya bisa dihadirkan di meja hijau. Capone dijerat dengan pidana penyelundupan minuman keras dan penggelapan pajak. Hakim pengadilan akhirnya pada Oktober 1931 menjatuhkan hukuman 11 tahun penjara pada Capone. Berakhirlah era bos mafia Al Capone.

2. Pablo Escobar



Siapa sangka raja narkoba yang juga bos mafia asal Kolombia ini pernah mendapat predikat 10 orang terkaya di dunia dari majalah Forbes pada 1989. Kekayaan Escobar dari bisnis haram narkoba dan penculikan memang luar biasa. Padahal dahulu, Escobar hanyalah bocah miskin dari Kota Medelin Kolombia.

Ketika bisnis haramnya berkembang, Escobar bisa menyelundupkan 15 ton kokain per hari keluar Kolombia untuk didagangkan di seluruh dunia. AS adalah pasar terbesarnya. Soal perlindungan hukum Escobar pun tak main-main, polisi dan tentara serta politisi dipegangnya dengan uang suap.

Escobar pun bahkan pernah mencicipi kursi parlemen. Saat menjadi politisi itu, lawan politiknya yang neko-neko langsung dihabisi. Escobar pernah juga di penjara, ketika pemerintah Kolombia melihat aksinya sudah keterlaluan.

Ceritanya Escobar menyerah dan dia pun masuk ke dalam penjara yang dibangun sendiri olehnya Alhasil dia pun hidup enak di penjara dan bisa mengendalikan bisnis narkobanya.

Hingga kemudian, pada Desember 1992 Escobar menemui ajalnya. Brigadir Hugi Martinez, komandan pasukan khusus Kolombia yang didukung AS, menggerebeknya di sebuah tempat persembunyian di kawasan kumuh di Medelin. Escobar sebelumnya buron, termasuk melarikan diri dari penjara yang dibangunnya. Pasukan khusus yang dibentuk Kolombia dan didukung AS itu pun kebal dengan suap. Tugas mereka pun sukses mengakhiri hidup Escobar.

3. John Gotti



John Gotti dikenal sebagai The Last Don. Dia merupakan pemimpin terakhir dari keluarga Gambino, kelompok mafia paling ditakuti di New York. Gotti ditangkap pada 1992 dan meninggal pada 2002 ketika masih di penjara.

Sepak terjang Gotti cukup dahsyat. Di era 1980-an, keluarga Gambino menguasai bisnis dunia hitam mulai dari narkoba hingga penyelundupan. Gotti juga terlibat atas serangkaian pembunuhan atas kelompok mafia lainnya.

Gotti ditangkap FBI setelah penguntitan selama beberapa tahun. Gotti sebelumnya selalu bebas saat didakwa di pengadilan. FBI berhasil menawarkan anak buah Gotti pengampunan, yang membuatnya bernyanyi soal sepak terjang mantan bosnya.

4. Michele Zagaria



Michele Zagaria, ditangkap setelah 16 tahun buron. Dia dibekuk pada Desember 2011. Untuk menangkapnya, pihak kepolisian Italia membutuhkan dukungan dari PM Silvio Berlusconi. Uang yang yang dimiliki Zagaria memang luar biasa. Karenanya dukungan politik amat dibutuhkan untuk menangkap Godfather kelompok Casalesi dari Camorra, mafia penguasa wilayah sekitar Naples ini.

Zagaria memiliki aset miliaran dollar. Bisnis kelompok mafianya bergerak mulai dari narkoba hingga penculikan. Perburuannya hingga belasan tahun membuat polisi Italia bersorak saat Zagaria berhasil dibekuk di sebuah bungker dengan kedalamanan sekitar lima meter dari lantai rumah lokasi persembunyiannya.

Para petugas polisi mengepalkan tangan penuh kebanggaan saat sukses menangkap Zagaria, "Long live the police. Long live legality".

5. Kenichi Shinoda dan Kiyoshi Takayama



Kenichi Shinoda dan Kiyoshi Takayama pemimpin kelompok klan Yamaguchi-gum, kelompok mafia Jepang terbesar yang memiliki keanggotaan hingga 35 ribu orang. Keduanya dituduh polisi Jepang atas serangkaian kasus pembunuhan dan pemerasan.

Penangkapan atas kelompok Yakuza ini memang membutuhkan keseriusan dan tekad kuat. Saat bergerak melakukan penangkana, polisi Jepang memang bertekad membasmi Yakuza.

Shinoda ditangkap pada 2005 dan dijebloskan ke bui selama 6 tahun. Polisi mendakwanya atas kepemilikan senjata ilegal. Sedang wakilnya Takayama baru ditangkap pada 2010 dengan tuduhan pemerasan. Penangkapan yang dilakukan kepolisian Jepang ini cukup sukses melemahkan kelompok mafia.

6. Frank Lucas



Frank Lucas adalah gangster AS dari La Grange, North Carolina, Frank Lucas. Lucas adalah bandar heroin dan bos organisasi kriminal era 1960-an-1970-an.

Lucas kemudian terbang ke negara produsen heroin ke sumbernya langsung dari Segitiga Emas di Asia Tenggara, yakni Myanmar, Vietnam dan Thailand. Lucas kemudian meminta temannya terbang ke kawasan segitiga emas itu untuk membuat peti mati bagi tentara AS yang gugur dalam Perang Vietnam.
Namun peti itu memiliki ruangan khusus di dasarnya, untuk tempat menyelundupkan heroin. Heroin Lucas adalah heroin murni yang dinamakannya 'Blue Magic'.

Dengan cara ini, Lucas menangguk untung US$ 1 juta atau sekitar Rp 9,4 miliar per hari. Kekayaannya melambung dan tersimpan di Bank Cayman Island. Dia membeli properti di Chicago, Detroit, Miami, North Carolina dan Puerto Rico.

Pada Januari 1975, rumah Lucas di Teaneck, New Jersey digerebek oleh 10 satuan tugas dari Badan Pemberantasan Narkoba AS dan 10 polisi dari New York Police Department (NYPD). Dia kemudian didakwa atas kasus penyalahgunaan narkoba dan dituntut 10 tahun penjara.

Lucas membuka 100 bandar narkoba lain. Untuk keamanannya, Lucas dan keluarganya mengikuti perlindungan saksi pada 1977. Saat dipenjara Lucas kedapatan menjula 1 ons heroin dan US$ 13 ribu dengan 1 kg kokain. Atas perbuatannya dia dituntut 7 tahun penjara. Pada saat itu, dia mendapatkan pembela yang dulu polisi yang menggerebeknya, Richie Roberts. Mendapatkan remisi dan masa pembebasan bersyarat Lucas kemudian dibebaskan tahun 1991.

Kembali ke Harlem, Lucas mendapati kemiskinan dan kemelaratan. Dia mendapati kenyataan akibat jual-beli heroinnya dulu, menghancurkan pribadi dan komunitas di wilayah itu. Kini, Lucas bekerja untuk membayar perbuatannya dulu.

"Saya melakukan beberapa hal mengerikan, saya sangat minta maaf karena melakukan itu. Saya sunguh-sungguh," kata Lucas.(*)

Sumber