Sepandai-pandainya tupai melompat, ada suatu ketika akan jatuh juga.
Demikian pula bos-bos kelompok mafia, walau memiliki pengawal dan
pasukan tempur, juga harta yang melimpah, toh mereka akhirnya tertangkap
juga.
Mulai dari Al Capone, Escobar, hingga John Gotti, pihak
berwajib membekuk mereka. Ada juga yang disergap dan tewas ditempat, dan
ada pula yang insaf dan kembali ke 'jalan yang benar'. Menangkap para
bos mafia ini pun tidak mudah. Petugas berwenang mesti melakukan
penyamaran bertahun-tahun.
Peralatan yang canggih untuk
penyadapan dan pengintaian juga mesti lengkap. Dan salah satu yang
penting, para petugas itu mesti kebal suap. Bukan apa-apa, para bos
mafia itu siap mengguyurkan jutaan dollar untuk menyuap mereka.
Berikut catatan detikcom dari berbagai sumber terkait bos-bos mafia yang bertekuk lutut di tangan penegak hukum:
1. Al Capone
Alphonse
Gabriel Capone atau Al Capone atau scarface merupakan legenda di dunia
mafia. Namun kejayaan Capone berakhir di tangan penegak hukum
antikorupsi bernama Eliot Ness. Sepak terjang big bos mafia itu berakhir
di tangan Ness.
Kisah Ness membekuk Capone pun sempat difilmkan
Holywood. Pertarungan antara dunia hitam dan penegak hukum bersih itu
melegenda. Bayangkan, Capone sebelum dibekuk sempat melakukan percobaan
penyuapan hingga melakukan teror pembunuhan pada orang dekat Ness.
Dengan
kerja keras Ness, Capone akhirnya bisa dihadirkan di meja hijau. Capone
dijerat dengan pidana penyelundupan minuman keras dan penggelapan
pajak. Hakim pengadilan akhirnya pada Oktober 1931 menjatuhkan hukuman
11 tahun penjara pada Capone. Berakhirlah era bos mafia Al Capone.
2. Pablo Escobar
Siapa
sangka raja narkoba yang juga bos mafia asal Kolombia ini pernah
mendapat predikat 10 orang terkaya di dunia dari majalah Forbes pada
1989. Kekayaan Escobar dari bisnis haram narkoba dan penculikan memang
luar biasa. Padahal dahulu, Escobar hanyalah bocah miskin dari Kota
Medelin Kolombia.
Ketika bisnis haramnya berkembang, Escobar bisa
menyelundupkan 15 ton kokain per hari keluar Kolombia untuk didagangkan
di seluruh dunia. AS adalah pasar terbesarnya. Soal perlindungan hukum
Escobar pun tak main-main, polisi dan tentara serta politisi dipegangnya
dengan uang suap.
Escobar pun bahkan pernah mencicipi kursi
parlemen. Saat menjadi politisi itu, lawan politiknya yang neko-neko
langsung dihabisi. Escobar pernah juga di penjara, ketika pemerintah
Kolombia melihat aksinya sudah keterlaluan.
Ceritanya Escobar
menyerah dan dia pun masuk ke dalam penjara yang dibangun sendiri
olehnya Alhasil dia pun hidup enak di penjara dan bisa mengendalikan
bisnis narkobanya.
Hingga kemudian, pada Desember 1992 Escobar
menemui ajalnya. Brigadir Hugi Martinez, komandan pasukan khusus
Kolombia yang didukung AS, menggerebeknya di sebuah tempat persembunyian
di kawasan kumuh di Medelin. Escobar sebelumnya buron, termasuk
melarikan diri dari penjara yang dibangunnya. Pasukan khusus yang
dibentuk Kolombia dan didukung AS itu pun kebal dengan suap. Tugas
mereka pun sukses mengakhiri hidup Escobar.
3. John Gotti
John
Gotti dikenal sebagai The Last Don. Dia merupakan pemimpin terakhir
dari keluarga Gambino, kelompok mafia paling ditakuti di New York. Gotti
ditangkap pada 1992 dan meninggal pada 2002 ketika masih di penjara.
Sepak
terjang Gotti cukup dahsyat. Di era 1980-an, keluarga Gambino menguasai
bisnis dunia hitam mulai dari narkoba hingga penyelundupan. Gotti juga
terlibat atas serangkaian pembunuhan atas kelompok mafia lainnya.
Gotti
ditangkap FBI setelah penguntitan selama beberapa tahun. Gotti
sebelumnya selalu bebas saat didakwa di pengadilan. FBI berhasil
menawarkan anak buah Gotti pengampunan, yang membuatnya bernyanyi soal
sepak terjang mantan bosnya.
4. Michele Zagaria
Michele
Zagaria, ditangkap setelah 16 tahun buron. Dia dibekuk pada Desember
2011. Untuk menangkapnya, pihak kepolisian Italia membutuhkan dukungan
dari PM Silvio Berlusconi. Uang yang yang dimiliki Zagaria memang luar
biasa. Karenanya dukungan politik amat dibutuhkan untuk menangkap
Godfather kelompok Casalesi dari Camorra, mafia penguasa wilayah sekitar
Naples ini.
Zagaria memiliki aset miliaran dollar. Bisnis
kelompok mafianya bergerak mulai dari narkoba hingga penculikan.
Perburuannya hingga belasan tahun membuat polisi Italia bersorak saat
Zagaria berhasil dibekuk di sebuah bungker dengan kedalamanan sekitar
lima meter dari lantai rumah lokasi persembunyiannya.
Para
petugas polisi mengepalkan tangan penuh kebanggaan saat sukses menangkap
Zagaria, "Long live the police. Long live legality".
5. Kenichi Shinoda dan Kiyoshi Takayama
Kenichi
Shinoda dan Kiyoshi Takayama pemimpin kelompok klan Yamaguchi-gum,
kelompok mafia Jepang terbesar yang memiliki keanggotaan hingga 35 ribu
orang. Keduanya dituduh polisi Jepang atas serangkaian kasus pembunuhan
dan pemerasan.
Penangkapan atas kelompok Yakuza ini memang
membutuhkan keseriusan dan tekad kuat. Saat bergerak melakukan
penangkana, polisi Jepang memang bertekad membasmi Yakuza.
Shinoda
ditangkap pada 2005 dan dijebloskan ke bui selama 6 tahun. Polisi
mendakwanya atas kepemilikan senjata ilegal. Sedang wakilnya Takayama
baru ditangkap pada 2010 dengan tuduhan pemerasan. Penangkapan yang
dilakukan kepolisian Jepang ini cukup sukses melemahkan kelompok mafia.
6. Frank Lucas
Frank
Lucas adalah gangster AS dari La Grange, North Carolina, Frank Lucas.
Lucas adalah bandar heroin dan bos organisasi kriminal era
1960-an-1970-an.
Lucas kemudian terbang ke negara produsen heroin
ke sumbernya langsung dari Segitiga Emas di Asia Tenggara, yakni
Myanmar, Vietnam dan Thailand. Lucas kemudian meminta temannya terbang
ke kawasan segitiga emas itu untuk membuat peti mati bagi tentara AS
yang gugur dalam Perang Vietnam.
Namun peti itu memiliki ruangan
khusus di dasarnya, untuk tempat menyelundupkan heroin. Heroin Lucas
adalah heroin murni yang dinamakannya 'Blue Magic'.
Dengan cara
ini, Lucas menangguk untung US$ 1 juta atau sekitar Rp 9,4 miliar per
hari. Kekayaannya melambung dan tersimpan di Bank Cayman Island. Dia
membeli properti di Chicago, Detroit, Miami, North Carolina dan Puerto
Rico.
Pada Januari 1975, rumah Lucas di Teaneck, New Jersey
digerebek oleh 10 satuan tugas dari Badan Pemberantasan Narkoba AS dan
10 polisi dari New York Police Department (NYPD). Dia kemudian didakwa
atas kasus penyalahgunaan narkoba dan dituntut 10 tahun penjara.
Lucas
membuka 100 bandar narkoba lain. Untuk keamanannya, Lucas dan
keluarganya mengikuti perlindungan saksi pada 1977. Saat dipenjara Lucas
kedapatan menjula 1 ons heroin dan US$ 13 ribu dengan 1 kg kokain. Atas
perbuatannya dia dituntut 7 tahun penjara. Pada saat itu, dia
mendapatkan pembela yang dulu polisi yang menggerebeknya, Richie
Roberts. Mendapatkan remisi dan masa pembebasan bersyarat Lucas kemudian
dibebaskan tahun 1991.
Kembali ke Harlem, Lucas mendapati
kemiskinan dan kemelaratan. Dia mendapati kenyataan akibat jual-beli
heroinnya dulu, menghancurkan pribadi dan komunitas di wilayah itu.
Kini, Lucas bekerja untuk membayar perbuatannya dulu.
"Saya melakukan beberapa hal mengerikan, saya sangat minta maaf karena melakukan itu. Saya sunguh-sungguh," kata Lucas.(*)
Sumber